Monyet merupakan shio kesembilan dalam mitologi ke-duabelas shio. Monyet digambarkan sebagai mahkluk yang cerdas, cerdik, tanggap dan mudah bergaul. Orang-orang dengan shio monyet dipercaya memiliki sikap yang serupa dengan monyet yaitu cerdas dan cerdik. Sikap cerdas dan cerdik diperlukan dalam kehidupan sehari-hari supaya kita bisa menyelesaikan dengan cepat dan tepat. Pada tahun 2024, orang-orang dengan shio monyet dipercaya akan mendapatkan keberuntungan karena orang-orang yang lahir di tahun ini akan dekat dengan dengan Tai Sui (dewa zaman).
Karena alasan inilah, kelompok kami memilih monyet sebagai tema tugas Mandarin Plating. Monyet juga termasuk hewan yang lucu dan unik jika dikreasikan. Selain itu, tema shio merupakan tema yang menarik untuk di kreasikan karena memadukan suasana alam dan nuansa Chinese menjadi suatu desain plating dapat memicu kreativitas kita dalam kaitannya dengan pelajaran Bahasa Mandarin.
Nasi goreng merupakan salah satu makanan khas Indonesia yang diadaptasi dari makanan tradisional China 炒饭 (chǎofàn). Chǎofàn pada dasarnya merupakan hidangan yang terbuat dari nasi sisa, diccampur dengan bumbu seperti minyak wijen dan sayuran. Chǎofàn kemudian dibawa oleh para orang China yang bermigrasi ke Indonesia dan chǎofàn beradaptasi dengan bumbu khas Indonesia seperti cabai merah, cabai hijau dan kecap manis sehingga menghasilkan nasi goreng dengan khas Indonesia. Nasi goreng sendiri menjadi hidangan favorit mayoritas masyarakat Indonesia. Hal ini menjadi dasar kelompok kami memilih nasi goreng sebagai hidangan dasar.
Nasi goreng menjadi bentuk dasar monyet dengan keju sebagai wajah monyet sehingga menghasilkan warna yang berbeda. Nasi goreng dan keju merupakan kombinasi yang unik mengingat banyak pula kreasi nasi goreng keju yang digemari masyarakat. Kami menggunakan rumput laut kering untuk membuat mata, hidung dan mulut. Ekor yang melingkar terbuat dari telur dadar dan hiasan sayur selada, wortel, timun dan sosis.
Kami membuat monyet dengan sifatnya ceria dikelilingi tanaman, bunga dan bintang. Hal ini menggambarkan kebebasan seekor monyet.
Selain itu,kami memaknai proses plating ini sebuah kebersamaan. Selain itu, kami menggunakan kecerdasan dan kreativitas seperti shio monyet untuk menyelesaikan plating sehingga plating menghasilkan bentuk monyet yang indah dan lucu.
-Melan
Leave a Reply