
Pada tanggal 17 Januari, saya mengikuti latihan uprak terjadwal berperan sebagai salah satu aktor untuk drama. Latihan terjadwal untuk tugas uprak menjadi salah satu momen yang paling menantang sekaligus menyenangkan bagi saya. Setiap sesi latihan dimulai dengan persiapan yang matang, saya bersama teman-teman mulai membaca naskah. Di sini, saya berusaha memahami karakter yang saya perankan, menggali emosi dan motivasinya, serta mencoba berbagai cara untuk menyampaikan dialog dengan lebih meyakinkan.
Saat memerankan karakter, saya sering kali dihadapkan pada tantangan untuk menunjukkan emosi tertentu, seperti kesedihan, kemarahan, atau kegembiraan, yang belum tentu saya rasakan pada saat itu. Salah satu adegan paling sulit adalah ketika saya harus mengekspresikan rasa marah dan menindas. Pada awalnya, saya merasa kaku dan selalu tertawa. Namun, dengan bimbingan dari pelatih dan dukungan dari teman-teman, saya mulai menemukan cara untuk benar-benar menghidupi peran tersebut. Saya belajar menggunakan pengalaman pribadi sebagai inspirasi dan mengekspresikannya melalui suara dan gerakan tubuh.
Latihan juga mengajarkan saya pentingnya kerja sama tim. Ada momen di mana saya harus berinteraksi dengan aktor lain, saling menyesuaikan tempo, dan memastikan setiap adegan terasa alami. Kadang-kadang, kami melakukan kesalahan, seperti kehilangan fokus atau lupa dialog. Namun, kami selalu menjadikan kesalahan itu sebagai bahan pembelajaran dan berusaha lebih baik di sesi latihan berikutnya.
Di luar keseriusan, ada juga momen menyenangkan yang membuat latihan terasa lebih ringan. Misalnya, ketika salah satu teman berimprovisasi di luar naskah dan membuat semua orang tertawa. Momen seperti ini membantu kami mengurangi tekanan sekaligus mempererat hubungan sebagai sebuah tim.
Kayvin Alexander Dyson / XII MIPA 1 / 12