Annabelle C. W. / XII MIPA 1 / 01
Pemanasan global adalah fenomena peningkatan suhu udara rata-rata di dekat permukaan Bumi akibat aktivitas manusia sejak dimulainya revolusi industri. Ini adalah masalah nyata dan mendesak yang menimbulkan ancaman signifikan terhadap lingkungan, kesehatan manusia, dan stabilitas planet secara keseluruhan, dan segera diperlukan tindakan untuk mengurangi dampaknya; namun banyak orang masih percaya bahwa pemanasan global adalah konspirasi atau propaganda.
Peningkatan suhu global rata-rata selama beberapa dekade sejak industrialisasi merupakan bukti bahwa planet kita semakin hangat. Ilmuwan iklim sangat yakin bahwa aktivitas manusia adalah alasan utama mengapa Bumi menjadi lebih panas selama 200 tahun terakhir. Dapat dipastikan bahwa kita adalah penyebabnya, dan faktor lain hanya mempunyai peran kecil sebagai perbandingan. Aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, peternakan, penggundulan hutan, dan tempat pembuangan sampah, menyebabkan gas rumah kaca dilepaskan ke atmosfer bumi. Gas rumah kaca, seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrogen oksida (N2O), memiliki kemampuan untuk memerangkap panas dari radiasi sinar matahari dan mencegahnya lepas ke luar angkasa. Akibatnya, suhu Bumi telah meningkat rata-rata 0,06° Celsius per dekade sejak 1850 sebagaimana dilaporkan oleh Pusat Informasi Lingkungan Nasional.
Bukti konkret lain dari keberadaan pemanasan global adalah naiknya permukaan air laut. Faktor utama yang berkontribusi terhadap kejadian ini adalah mencairnya es dan ekspansi termal lautan. Sebagai akibat dari efek rumah kaca, yang membuat seluruh planet kita lebih panas, gletser dan lapisan es di Antartika dan Greenland kehilangan massa pada laju sekitar 150 miliar ton dan 270 miliar ton per tahun berurutan, berdasarkan data dari GRACE NASA. Lapisan es kutub di Arktik bahkan menghilang pada tingkat hampir 13% per dekade. Hal ini mengakibatkan naiknya permukaan air laut di seluruh dunia. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, laju kenaikan muka air laut dalam dekade terakhir ini sangat mengkhawatirkan, lebih dari dua kali lipat dari laju kenaikan 20 tahun lalu. Diperkirakan bahwa permukaan laut telah naik sekitar 20-23 sentimeter sejak tahun 1880. Merupakan fakta yang tak terbantahkan bahwa pemanasan global menimbulkan ancaman bagi kita, karena kenaikan muka air laut dapat menyebabkan banjir pesisir selama pasang surut dan badai serta mengakibatkan kota-kota tenggelam dengan cepat. Hal ini juga dapat mengubah kadar garam air laut, yang dapat mengubah arus laut dan memicu perubahan iklim yang lebih parah.
Meskipun banyak fakta ilmiah dan penegasan substansial yang memvalidasi keberadaan pemanasan global, banyak orang berpikir sebaliknya. Para penyangkal pemanasan global biasanya percaya bahwa perubahan iklim signifikan yang terjadi saat ini antara tidak terjadi sama sekali atau disebabkan oleh siklus alam daripada aktivitas manusia, sering kali mengabaikan konsensus ilmiah yang luar biasa tentang masalah ini dan mengandalkan data atau argumen selektif untuk mendukung posisi mereka. Mereka berpendapat bahwa Bumi tidak menjadi hangat karena beberapa tempat baru-baru ini mengalami musim dingin bersalju terdingin dalam beberapa tahun. Seperti pada tahun 2021, Meksiko merasakan badai salju yang menyebabkan lampu mati di seluruh area, meskipun Meksiko termasuk iklim sub-tropis. Namun, argumen ini merupakan bukti perubahan iklim karena perubahan cuaca yang drastis dan tidak normal ini adalah efek dari pemanasan global. Meskipun mungkin tampak berlawanan dengan intuisi, pemanasan global dapat menyebabkan cuaca yang lebih dingin di wilayah tertentu karena terganggunya pola atmosfer, yang disebut perubahan iklim.
Selain itu, penyangkal pemanasan global lainnya berpendapat bahwa peningkatan suhu hanyalah bagian alami dari siklus Bumi, sesuatu yang telah terjadi berkali-kali di masa lalu. Meskipun memang benar bahwa sepanjang sejarah Bumi yang panjang, telah terjadi periode pemanasan dan pendinginan yang terkait dengan fluktuasi gas rumah kaca, hal ini merupakan peringatan, karena mengakibatkan gangguan lingkungan yang signifikan, termasuk kepunahan massal. Salah satu contoh dari periode yang sangat hangat adalah Paleocene-Eocene Thermal Maximum (PETM) sekitar 56 juta tahun yang lalu, di mana suhu meningkat secara signifikan karena pelepasan karbon dioksida secara besar-besaran, yang menyebabkan peristiwa pemanasan yang cepat. Pergeseran suhu yang dramatis menyebabkan kepunahan yang meluas di ekosistem laut dan darat, karena spesies-spesies tidak mampu berjuang untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang terlalu cepat. Penting juga untuk mempertimbangkan fakta bahwa laju pemanasan saat ini jauh lebih cepat daripada fluktuasi suhu di masa lalu, jadi ini merupakan masalah yang mendesak.
Dapat disimpulkan bahwa pemanasan global adalah krisis nyata dan mendesak yang menuntut perhatian kita semua segera. Bukti ilmiah yang sangat banyak menunjukkan bahwa aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, penggundulan hutan, dan proses industri, adalah pendorong utama pemanasan planet ini. Fenomena ini menyebabkan peningkatan suhu, pencairan lapisan es, dan permukaan laut yang lebih tinggi, yang semuanya menimbulkan risiko serius bagi ekosistem, kesehatan manusia, dan stabilitas planet kita. Sementara beberapa pihak masih menyangkal keberadaan pemanasan global atau mengklaim bahwa hal itu merupakan bagian dari siklus alami, laju pemanasan Bumi yang cepat saat ini, dibandingkan dengan fluktuasi alami di masa lalu, menggarisbawahi perlunya tindakan segera. Menangani krisis ini akan membutuhkan kerja sama global, perubahan kebijakan, dan upaya luas untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Konsensus ilmiahnya jelas, yaitu pemanasan global itu nyata, saatnya bertindak adalah sekarang, demi kesehatan planet kita dan generasi yang akan datang.