

Dalam proses menjalani ujian praktik MIPA ini, mulai dari mencari ide inovasi, pengajuan proposal, hingga presentasi laporan akhir. Kelompok kami melalui perjalanan yang panjang dan menyenangkan. Awalnya, kami kebingungan mencari ide inovasi produk yang akan kami buat dan teliti. Sampai-sampai perlu waktu berminggu-minggu untuk memikirkannya. Hingga akhirnya, kami memutuskan untuk membuat scrub badan dari limbah organik, yaitu ampas kelapa, minyak kelapa, dan kulit manggis. Kami memilih limbah dari buah-buah tersebut karena memiliki manfaat yang tinggi untuk tubuh.
Setelah melakukan konsultasi dengan Pak Bono dan Bu Dahlia, judul penelitian kami disetujui. Akhirnya, kami memutuskan untuk mulai membuat proposal bersama-sama sepulang dari Penilaian Akhir Semester (PAS). Proposal ini bukan sekadar dokumen, tetapi wujud dari pemikiran yang matang dan riset yang mendalam, menjadi dasar bagi keseluruhan penelitian yang kami lakukan. Tak disangka, hari presentasi proposal pun tiba. Saya sangat takut dan khawatir akan membuat kesalahan. Namun, kekhawatiran itu hilang karena kami berhasil mempresentasikan proposal kami.
Akhirnya, pada tanggal 15 Desember 2024, kami membuat scrub badan dari ampas kelapa dan kulit manggis di rumah Maureen. Saat pembuatan produk, saya terlibat langsung dalam setiap detailnya, memastikan bahwa setiap bahan dan proses sesuai dengan standar yang telah dirancang. Meskipun melalui sedikit kesulitan dalam pembuatannya, kami dengan cepat mencari solusi untuk menyelesaikannya. Scrub kami dibuat dari ampas kelapa, minyak kelapa, kulit manggis, essential oil, aquadest, serta berbagai bahan kimia (propilen glikol, cetyl alkohol, sodium lauryl sulfat, stearyl alkohol, dan hidroksibenzoat). Awalnya, kami mengeringkan ampas kelapa dan kulit manggis hingga menjadi bubuk kering. Lalu, dicampur dengan minyak kelapa, air, dan bahan-bahan kimia lainnya. Setelah sekitar 4 jam, kami dapat menyelesaikan pembuatan scrub tersebut. Kami pun langsung mencobanya dan mengetes kelembapan kulit menggunakan alat bernama digital skin analyzer.
Setelah 1 bulan penggunaan, kami pun menyusun laporan ujian praktikum kami. Saya menghabiskan waktu saya berhari-hari untuk memahami konsep dari uji T, sehingga bisa mendapatkan kesimpulan dan penjelasan dari hasil penelitian yang kami lakukan. Awalnya, saya sangat bingung bagaimana melakukan uji T, karena saya belum pernah melakukannya. Setelah berjam-jam menelusuri internet, saya pun mulai memahami konsep dari uji T tersebut. Dengan bantuan Maureen, kami dapat menyelesaikan laporan ujian praktik kami dengan baik. Selanjutnya, kami mulai menyusun PPT presentasi. Agar PPT bisa dipahami dengan baik dan cepat oleh penguji, kami memasukkan data-datanya sesederhana mungkin. Untungnya, PPT tersebut dapat selesai dalam waktu semalam saja.
Dalam mempersiapkan presentasi laporan, saya melakukan banyak research. Kami juga memikirkan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan ditanyakan saat presentasi nanti. Akhirnya, saya menghabiskan banyak waktu untuk melakukan research yang dapat mendukung hasil penelitian kami. Untungnya, presentasi kami berjalan dengan sangat lancar dan kami bisa menjawab semua pertanyaan yang diberikan oleh guru penguji, Pak Bono dan Bu Dahlia, revisi yang diberikan pun sangat sedikit. Setelah selesai presentasi, kami langsung merevisi bagian-bagian yang dibutuhkan.


- Tiffany Michelle Soesanto (XII MIPA 1/34)